1. HEMAT BIAYA.
Istri jelek (maksudnya berwajah jelek, bukan jelek watak) tidak neko-neko. Dia tidak doyan ke salon-salon mahal. Treatment macam-macam ala artis cantik. Dandan seadanya pakai bedak yang biasa-biasalah. Bedaknya tipis-tipis, ga mahal-mahal amat karena, di bedakin merk apapun tetap begitu-begitu saja.
Yang penting, pantas, tidak bikin malu kalau digandeng ke pesta pernikahan, undangan resmi, atau hajatan publik. Para suami yang istrinya jelek bisa berhemat cukup banyak. Beda dengan artis cantik: biaya fitness, diet menguruskan badan, sedot lemak, menghilangkan selulit, semir rambut, pakaian branded, dan macam-macam lagi. Muahaaal buangeeet!
2. LEBIH AMAN.
Peluang wanita berwajah jelek untuk berselingkuh lebih kecil. Kalau jalan-jalan belanja ke mal atawa plaza, tidak akan ada yang suit-suit. Tidak ada yang minta nomor HP, alamat e-mail, Facebook, dan sebagainya. Artis-artis cantik sangat rawan selingkuh, dan wajar saja, karena sejak zaman dulu para pria sangat gila pada wanita cantik.
3. SUAMI TIDUR NYENYAK.
Ada kaitan dengan nomor 2. Ketika suami bekerja di kantor, lembur berjam-jam, dinas di luar kota, si suami tidak cemas. Sebab, istrinya sibuk mengurus anak, rumah tangga, bersih-bersih, cuci-cuci, masak dan sebagainya. Perempuan rumahan! Jarang ada laki-laki yang nekat berselingkuh dengan istri orang yang jelek wajahnya. Kecuali kalau lagi terpaksa.
4. RAJIN BEKERJA
Wanita cantik sangat khawatir kulitnya hitam, terkena matahari, payudara kendor, tangannya tebal, dan sebagainya. Orang cantik rata-rata malas mengepel lantai, bahkan membersihkan kamarnya sendiri. Bahkan, enggan mencuci pakaian dalamnya sendiri. Dan itu wajar kalau dia artis top yang memang mengandalkan wajah dan penampilan sebagai komoditas.
Istri jelek tidak segan-segan bekerja keras. Semua pekerjaan rumah, housekeeping, biasanya ditangani dengan baik. Sangat celaka kalau istri sudah jelek, malas kerja, suka bertingkah pula.
5. LEBIH TAWADU / PENURUT
Lebih menghargai suami sebagai "kepala keluarga". Istilah "kepala keluarga" perlu diberi tanda petik karena akhir-akhir ini sudah mengalami degradasi di Indonesia. Banyak istri--khususnya yang cantik, kaya, terkenal--terang-terangan menolak status suami sebagai "kepala keluarga". Apalagi kalau sang suami kalah pintar, kalah penghasilan, kalah segalanya. Wibawa "kepala keluarga" bakal menjadi nol koma nol sekian.
Menurut Pak Nuh, istri jelek itu (biasanya) lebih manut sama suami. Tidak banyak cakap. Tidak banyak protes. Tawadu. Dia menghayati hidup pernikahan, berkeluarga, sebagai ibadah, dan suami diposisikan sebagai pemimpin .
Tidak mengekspos keburukan rumah tangga di muka umum. Apalagi, mengundang wartawan, jumpa pers yang habis-habisan "menelanjangi" perbuatan-perbuatan suami yang dianggap jelek.
6. RUMAH TANGGA AWET
Istri yang jelek (rupa) umumnya sangat berkomitmen menjaga keutuhan keluarga sampai maut memisahkan. Tak ada pikiran untuk bercerai. Beda dengan wanita cantik yang gampang bercerai karena sudah banyak kumbang yang antre.
"Lha, wong sek anyar, kinclong, ae angel payune, opo maneh sing bekas pake?" ujar Pak Nuh yang disambut tawa banyak orang. Ketika masih gadis, perawan, saja (wanita muka jelek) sulit laku, apalagi sudah pernah menjadi suami orang. Hehehe... Maka, sang istri berusaha habis-habisan agar jangan sampai rumah tangga bubar.
7. SAYANG ANAK
Anak-anak lebih disayang, dijaga, dimandikan, dan sebagainya. Dia tidak jijik dengan (maaf) urine atau kotoran sang anak. Kasih sayangnya luar biasa demi merawat dan membesarkan buah hati tercinta. Dia berpikir 17 kali sebelum menitipkan anak-anaknya pada baby sitter atau pembantu. Sehebat-hebatnya baby sitter, dia tak punya kasih sayang sehebat ibu kandung yang melahirkan anak.
Istri yang wajahnya biasa-biasa, bahkan jelek, menurut standar penilaian umum, tidak segan-segan mengorbankan karir gemilang demi anak-anak. Buat apa karir hebat kalau anak-anaknya terjerat narkoba, seks bebas, masuk penjara? Sebaliknya, wanita cantik punya 1.001 alasan untuk mengabaikan hak-hak anak.